You must have JavaScript enabled in order to use this theme. Please enable JavaScript and then reload this page in order to continue.
Loading...
Logo Desa Bantal
Bantal

Kec. Asembagus, Kab. Situbondo, Provinsi Jawa Timur

Syarat Pelayanan di Kantor Pemerintah Desa Bantal dengan membawa E-KTP dan Bukti Tanda Pelunasan SPPT PBB-P2 Tahun berjalan | Selamat Memperingati Hari Santri Tahun 2023, Jihad Santri Jayakan Negeri!!

HARI PAHLAWAN HAMPA TANPA RESOLUSI JIHAD NU

Administrator 09 November 2020 Dibaca 554 Kali
HARI PAHLAWAN HAMPA TANPA RESOLUSI JIHAD NU

Nahdlatul Ulama (NU) memiliki peran yang sangat penting dalam memperjuangkan dan mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia. Salah satu peran penting itu ketika Pendiri NU Hadratusyekh Hasyim Asy’ari mencetuskan fatwa yang mewajibkan warga negara dalam jarak tertentu untuk melawan pasukan Netherlands Indies Civil Administration (NICA). Menurut Katib Syuriyah PBNU KH Mujib Qulyubi, fatwa monumental yang di kemudian hari dikenal dengan Resolusi Jihad itu memunculkan lahirnya peristiwa 10 November di Surabaya. Sehingga jika tidak ada Resolusi Jihad, maka tidak akan ada Hari Pahlawan.

“Tidak ada Hari Pahlawan kalau gak ada Resolusi Jihad,” Kiai Mujib saat menerima kunjungan ratusan mahasiswa Institut Agama Islam Ma'arif NU (IAIMNU) Metro, Lampung, di Masjid An-Nahdlah Gedung PBNU, Jakarta Pusat, Selasa (20/8). Kiai Mujib menegaskan, bagi NU agama dan negara tidak bertentangan. Bahkan satu sama lain saling menguatkan. Jargon Hadratussyekh Hasyim Asy’ari ‘hubbul wathan minal iman’ pun menjadi semangat beragama dan bernegara.

Bahkan, kata Kiai Mujib, para kiai menanamkan kepada masyarakat Indonesia agar mencintai tanah airnya karena mereka lahir di tanah Indonesia, kemudian baru diadzani. Makanya kata KH Mustofa Bisir, sambungnya, Muslim di Indonesia ini adalah ‘orang Indonesia yang beragama Islam’, bukan ‘orang Islam yang kebetulan dilahirkan di Indonesia. “Jadi tanamkan cinta tanah air dulu, baru diadzani, dikasih tauhid, dikasih dzikir,” ucapnya.   Menurutnya, tidak ada tokoh NU yang hanya menanamkan untuk mencintai agama saja atau sebaliknya, melainkan harus mencintai keduannya.

“Di dalam diri kita itu ada mas’uliyah diniyah tanggung jawab keagamaan dan mas’uliyah wathaniyah tanggung jawab kebangsaan. Itu sama-sama beratnya, sama 100 persen yang haru ditanggung diri kita,” ucapnya.   Sebelumnya, Ketua PBNU KH Abdul Manan Ghani mengatakan, NU telah dengan tegas menyatakan bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) bersifat final dan menerima Pancasila sebagai dasar negara. NU memegang prinsip hubbul wathan minal. Sebab katanya, barangsiapa yang tidak punya tanah air, maka tidak akan punya sejarah. Barangsiapa yang tidak punya sejarah, pasti akan dilupakan.

“Bersyukur kita ditakdirkan oleh Allah subhanahu wata’ala menjadi bangsa Indonesia, bangsa yang besar. Kita harus perjuangkan negeri ini dengan mengisinya dengan sebaik-baiknya,” pungkasnya.

Selamat memperingati Hari Pahlawan Nasional Tahun 2020, Ingat ya kak "Jas Hijau" Jangan Sekali - kali melupakan Jasa Ulama'.[eb]

Sumber: https://www.nu.or.id/post/read/110045/-tidak-ada-hari-pahlawan-kalau-gak-ada-resolusi-jihad-

APBDes 2025 Pelaksanaan

APBDes 2025 Pendapatan

APBDes 2025 Pembelanjaan